Pola tanam padi pada lahan tadah hujan, meskipun mirip dengan lahan sawah lainnya, memerlukan beberapa langkah khusus untuk memaksimalkan hasil dalam kondisi yang cenderung lebih sulit. Berikut ini adalah panduan yang telah dirangkum:
Pengolahan Benih:
- Pengolahan benih padi untuk lahan tadah hujan hampir sama dengan sawah biasa.
- Saat semaian berumur 3 hari, lakukan penyiraman (kocor) menggunakan SR/QRR decomposer dan Mikoriza untuk meningkatkan kekuatan tanaman dan daya serap nutrisi.
Pengolahan Lahan:
Persiapan lahan dilakukan pada akhir musim kemarau untuk menghadapi masa tanam padi di lahan tadah hujan:
- Bersihkan lahan dari gulma, tetapi jangan dibuang, biarkan gulma terurai secara alami di lahan.
- Berikan pupuk kandang, sebaiknya menggunakan kohe ayam, minimal sebanyak 3 ton per hektar.
- Kocor lahan dengan larutan dolomit jika pH tanah berada di kisaran 5 – 5,5. Gunakan 5 sak dolomit yang dicampur dengan air sesuai kebutuhan lahan.
- Semprot lahan dengan ROMA hingga tanah benar-benar basah.
- Sehari kemudian, kocor lahan dengan campuran ROTAN/SR/QRR decomposer + Trichoderma + Mikoriza.
- Bajak singkal untuk membalikkan tanah setelah hujan turun minimal 5-7 hari berturut-turut.
- Bajak kembali hingga tanah menjadi halus dan siap tanam.
- Semprot dengan QRV/Pupuk vegetatif sebanyak 200 liter per hektar, 2-3 hari sebelum tanam atau tandur.
- Buat caplak dengan pola legowo 2:1 (jarak tanam 25 cm – 25 cm – 40 cm) untuk memperbaiki sirkulasi udara dan mendapatkan sinar matahari lebih merata.
- Tanam padi dengan 2-3 batang bibit per lubang tanam.
Pemupukan Lanjutan:
Pemupukan lanjutan dilakukan seperti pada sawah biasa yang bukan tadah hujan, dengan mengikuti standar SOP pemupukan.
Semoga bermanfaat dan bisa meningkatkan hasil panen di lahan tadah hujan.
