Berikut adalah cara budidaya tomat organik berdasarkan panduan yang diberikan:
Persiapan Awal
- Benih Tomat Unggul: Pilih benih yang sehat dan berkualitas.
- Pupuk Organik/Pupuk Kandang: Dosis 3-4 ton/Ha, sebaiknya gunakan pupuk kandang ayam broiler.
- Trichoderma: Sebagai agen hayati untuk melawan patogen tanah.
- ROTAN/QRR yang telah diaktifkan, POC Vegetatif, POC Generatif: Digunakan untuk pemupukan organik pada fase vegetatif dan generatif.
- Pestisida Organik (ROMA): Digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit.
- PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria): Meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui mikroba yang menguntungkan.
Langkah Budidaya Tomat Organik
1. Pengolahan Lahan
- Buat bedengan lebar 1 meter, panjang disesuaikan dengan lahan.
- Tambahkan pupuk kandang ayam broiler sebanyak 1 karung untuk setiap bedengan sepanjang 10 meter.
- Campur ROMA, bawang putih, tomat rawit merah, dan tembakau (1 liter + 10 liter air), aduk dengan pupuk kandang dan biarkan selama 1-2 hari.
- Campurkan ROTAN/QRR yang telah diaktifkan (1 liter), PGPR (1 liter), Trichoderma (1 liter), gula (1 kg), dan air (200 liter). Kocor ke bedengan hingga basah.
- Tutup bedengan dengan mulsa, biarkan selama 2 minggu tanpa memberi lubang.
- Setelah 2 minggu: Buat lubang tanam dengan jarak 40×40 cm tiap baris, dan jarak antar baris 50 cm.
2. Pembenihan
- Rendam Benih Tomat:
- Rendam benih dalam air hangat selama 3-5 menit, tiriskan.
- Rendam dalam ROMA selama 10-15 menit, tiriskan.
- Rendam benih dalam campuran ROTAN/QRR yang telah diaktifkan dan PGPR selama 12 jam.
3. Penyemaian
- Campur tanah bawah bambu dan pupuk kandang, kocor dengan ROMA++ dan biarkan selama 1-2 hari.
- Hari Ketiga: Semprot/kocor dengan campuran ROTAN/QRR yang telah diaktifkan, PGPR, dan Trichoderma, biarkan selama 1 minggu.
- Tanam Benih: Masukkan tanah ke tempat penyemaian dan tanam benih (1 biji per tempat). Siram dengan ROTAN/QRR yang telah diaktifkan (10 ml/liter air) dan tutup dengan mulsa atau terpal hingga daun pertama muncul.
- Pemindahan ke Lahan: Setelah berdaun lima (± 2 minggu), pindahkan benih ke lahan yang sudah disiapkan.
4. Pemupukan dan Perawatan
- Saat Tanam: Kocor dengan POC Vegetatif (1 liter + 200 liter air) ke tiap lubang tanam, cukup asal basah.
- Umur 7 Hari: Semprot dengan ROMA++.
- Umur 14 Hari: Kocor dengan POC Vegetatif (1 liter), Trichoderma (1 liter), dan air (200 liter).
- Buang tunas air di bawah cabang pertama dan pangkas tunas setelah tanaman berdaun 8-10.
- Umur 25 Hari: Kocor dengan ROTAN/QRR yang telah diaktifkan (100 ml), Trichoderma (100 ml), POC Vegetatif (1 liter), gula (½ kg), dan air (200 liter).
- Masa Bunga: Semprot POC Generatif (1 liter + 150 liter air) setiap minggu sekali, bergantian dengan ROMA++.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Amati gejala hama dan penyakit, segera atasi dengan metode mekanik (buang hama dan daun yang terserang).
- Pada musim kemarau, siram daun lebih sering untuk mencegah serangan kutu.
- Semprot dengan ROMA: Campuran bawang putih, tomat rawit merah, dan tembakau untuk pencegahan hama.
Catatan Penting:
- Pembuatan pupuk organik harus benar-benar matang dan steril, terutama pupuk kandang agar tidak membawa mikroba patogen.
- Pemberian ROTAN/QRR yang telah diaktifkan atau POC dan ROMA diaplikasikan secara selang-seling setiap minggu.
Dengan pola budidaya ini, hasil panen tomat dapat meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan pola biasa.
Semoga bermanfaat!